Media Televisi dan Pengaruhnya bagi Masyarakat

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Membicarakan globalisasi media massa dan informasi, sebenarnya kita berhadapan dengan masalah menipisnya batas-batas sistem komunikasi dan hukum-hukum komunikasi internasional.
Globalisasi media massa berawal pada kemajuan teknologi komunikasi dan informasi semenjak dasa warsa 1970-an. Dalam pengertian itulah kita bertemu dengan beberapa istilah populer, seperti banjir komunikasi, era informasi, masyarakat informasi atau era satelit.
Arus informasi meluas keseluruh dunia, globalisasi informasi dan media massa pun menciptakan keseragaman pemberitaan maupun preferensi acara liputan. Pada akhirnya, system media masing-masing  Negara cenderung seragam dalam hal menentukan kejadian yang dipandang penting untuk diliput. Peristiwa yang terjadidi satu Negara, akan segera mempengaruhi perkembangan masyarakat dinegara lain atau dengan kata lain, menurut istilah John Naisbitt dan Patricia Aburdene (1991), dunia kini telah menjadi “global village”.
Revolusi informasi dan komunikasi telah melahirkan peradapan baru,sehingga mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta meningkatkan mobilitas social.disamping itu,kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pun mampu mengatasi jarak ruang dan waktu.
Salah seorang pakar komunikasi Abdul Muis (1991) menyebutkan,”… kemajuan teknologi komunikasi dan informasi menghadirkan keanekaragaman saluran (media) yang kian lama kian canggih dan memungkinkan segala macam kejadian.”
Akan tetapi dilain sisi, globaslisasi informasi dan komunikasi tidaklah sepenuhnya membawa kebahagiaan bagi semua orang, masyarakat atau bangsa. Pengetahuan dan perferensi yang cendrung seragam terhadap informasi di masing-masing Negara justru dapat menumbuhkan perbedaan atau kesenjangan internasional dalam berbagai bidang.
Dalam globalisasi media massa dan informasi, dunia menyaksikan peranan komunikasi serta media elektronik yang luar biasa. Dunia kian menjadi cosmopolitan dan manusia salingmempengaruhi dalam hal prilaku. Arus globalisasi itu tidak  berdiri sendiri, melainkan ditemani oleh perdagangan (globalisasi pasar) serta perjalanan jauh dengan transportasi udara yang cepat.
Persoalanya ialah, sampai sejauh mana globalisasi media massa telah membangkitkan aspirasi masyarakat di masin-masing Negara dan kearah mana aspirasi tersebut didorongnya.
Meskipun globalisasi informasi dan media massa tidak lagi terlalu relevan untuk dipersoalkan dari sudut isu ketimpangan arus informasi dan komunikasi dunia (internasional), tetapi muncul masalah, yaitu siapa yang mengontrol dan nliai budaya apa yang dominan dalam globalisai media itu. Melakukan terobosan dari masyarakat agraris menuju mayarakat informasi tanpa melewati masyarakat industri, telah muncul sebagai salah satu altenatif stategi yang dipilih oleh suatu bangsa.
            Tingginya angka kemajuan teknologi seperti yang dijelaskan di atas, khususnya komunikasi menunjang tingginya angka kriminalitas yang terjadi dalam masyarakat sebagai dampak dari media-media komunikasi tersebut. Hal ini tidak dapat dipungkiri, masyarakat sebagai objek pesan lambat laun berubah menjadi korban pesan.mastarakat Indonesia bukan tergolong dalam satu persepsi intelektual yang sama. Sehingga dapat menyaring isi-isi pesan dari apa yang diterimanya.
            Dari sekian banyak media komunikasi yang diakibatkan tingginya kemajuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi di era ini), media televisi tanpa disadari merupakn media komunikasi yang paling unggul mendominasi persepsi, sikap dan tingkah laku sipenerima pesan.
            Disatu sisi media televisi dirasa sangat mampu merasuki pikiran masyarakat dengan nilai-nilai positifnya. Sehingga masyarakat dapat mengaplikasikan nilai-nilai baik pendidikan maupun moral pada persepsi dan tingkah lakunya.  Namun di sisi lain, media televisi dan siarannya berdampak negative bahkan mengontrol tingkah laku pemirsannya kepada hal-hal yang berbau negatif yang akan memperburuk moral bangsa.
            Negara kita merupakan Negara yang kaya moral. Tentu saja moral ini sangat sulit dan butuh waktu yang lama untuk membentuk dan menjaganya. Namun dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi pada saat ini, moral bangsa tengah diperngaruhkan . Oleh karena itu media komunikasi khususnya televisi membutuhkan perhatian penuh dari segala pihak, baik pihak intelektual maupun pihak pribumi jika tidak moral bangsa kita akan semakin mundur seiring kemajuan iptek. Memang seharusnya kemajuan iptek otomatis diharapakan dapat memajukan bangsa. Namun yang terjadi pada saat ini adalah kebalikannya. Karena itulah pemakalah tertarik untuk membuat tugas makalah ini dengan judul “ MEDIA TELEVISI DAN PENGARUHNYA BAGI MASYARAKAT ”.

B.     Batasan Masalah
Dalam makalah ini pemakalah membahas tentang pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh media televisi terhadap masyarakat serta bagaimana seharusnya bersikap terhadap segala bentuk pengaruh yang dimunculkan dari media televisi tersebut.

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah media televisi berpengaruh terhadap masyarakat.
2.      Apa saja pengaruh yang ditimbulkan oleh media televisi pada masyarakat.

D.    Tujuan dan Manfaat Makalah
1.      Tujuan makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah “ Dasar-dasar penyiaran”.

2.      Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari makalah ini adalah :
a.       Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa lain.
b.      Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh pemakalah selama perkuliahan dalam mata kuliah Dasar-dasar Penyiaran.
c.       Sebagai bahan petunjuk atau bahan referensi bagi pihak lain yang membutuhkan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Gambaran Umum Televisi
-          Pengertian Televisi
Menurut Onong Uchjana Effendi (1993:171) televisi adalah paduan antara radio (broadcast) dan film (moving ficture).
Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia W.J.S poerwadarminta (1985: 1038) adalah penyiaran, pertunjukan disebut dengan radio dan dengan alat penerima, pertunjukan tadi diwujudkan dengan gambaran hidup.
Disisi lain Sudarman Damin (1994 : 20) mengatakan televisi adalah alat elektronik yang berfungsi menyebarkan gambar dan diikuti oleh suara tertentu dan pada dasarnya sama gambar hidup bersuara.
Menurut Azhar Arsyad (1996 : 50) mendefinisikan televisi sebagai system elektronik yang mengirim gambar diam dan gambar hidup bersuaramelalui kabel atau ruang. System ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kegadahan gelombang elektronik dan mengkorvensikan kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara dapat didengar.

-          Sejarah Singkat Pertelevisian
Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.
-       1876 : George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.
-       1884 : Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
-       1888 : Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
-       1897 : Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung.
-       1900 : Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
-       1907 : Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
-       1927 : Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
-       1929 : Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.
-       1940 : Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
-       1958 : Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
-       1964 : Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.
-       1967 : James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
-       1968 : Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
-       1975 : Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
-       1979 : Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.
-       1981 : Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
-       1987 : Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.
-       1995 : Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
-       dekade 2000 : Masing masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.

Memang benar banyak sebagian orang mengatakan kalau gambar yang dihasilkan TV LCD dan Plasma memiliki resolusi yang lebih tinggi. Tetapi kekurangannya adalah masa atau umur TV tersebut tidak dapat berumur panjang jika kita memakainya terus-menerus jika kalau dibandingkan dengan TV CRT atau yang dikenal sebagai tivi biasa yang digunakan orang pada umumnya.
Di Indonesia televisi diperkenalkan pertama kali pada tanggal 24 agustus 1962, sejalan dengan pembukaan pesta olahraga Asean Games IV di Jakarta. Pada mulanya siaran Televisi Republik Indonesia (TVRI) hanya mengudara sekitar setengah jam hingga satu jam sehari. Pada tahun 1971 jumlah waktu siaran meningkat menjadi lima jam sehari.
Pada era 1990-an, lahir pula televisi swasta, seperti Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) tahun 1991, Surya Citra Televisi (SCTV)tahun 1992,Rajawali Citra Televisi (RCTI) tahun 1992, Andalas Televisi (ANTV) tahun 1993 dan indosiar tahun 1995. Pada tahun 2000-an lahir pula Global TV (TVG) tahun 2000, TV 7 tahun 2000, Metro TV tahun 2001, Trans TV tahun 2002 dan LATIVI tahun 2002. Kehadiran televisi swasta ini memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk menonton televisi selama 24 jam sehari semalam.


B.     Jenis Televisi
Menurut Yusuf Hadi Milarso telah membagi jenis televisi ke dalam beberapa jenis sebagai berikut :
a.       Televisi siaran, yakni pemancaran melalui saluran televisi umum dan berkas pemancar luas atau tidak tertuju kearah tertentu.
b.      Televisi rangkaian tertutup, yakni pancarannya tidak dapat melalui kabel koasial atau gelombang mikro.
c.       Televisi pengajaran dengan pelayanan tertentu.
d.      Televisi slow scan, yaitu system pemancar gambar mati secara bertahap dengan saluran telepon atau radio biasa.
e.       Teleblacboard, yaitu televisi yang memancarkan secara serentak suara dengan tulisan dan garis yang dibuat di sebidang papan yang khusus.


C.    Kelebihan dan Kelemahan Televisi
a.       Kelebihan televisi
Kelebihan televisi menurut Azhar Arsyad (1996) sebagai berikut :
1.      Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio visual termasuk gambar diam, film, dan drama.
2.      Televisi dapat membawa dubia nyata ke rumah dan kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat dan peristiwa-peristiwa melalui penyiaran langsung atau rekaman.
3.      Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami sesuai dengan usia dan tingkat pendidikan yang berbeda.
4.      Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata, misalnya eksperesi wajah, dan lain-lain.

b.      Kelemahan televisi
Keberadaan media televisi bukanlah tidak mempunyai kelemahan, adapun kelemahan televisi menurut Azhar Arsyad (1996) adalah sebagai berikut :
1.      Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2.      Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesan sesuai kemampuan individu.
3.      Siaran televisi baru dapat  diterima oleh masyarakat dengan alat penerima khusus untuk itu, serta memerlukan tegangan listrik yang cukup besar dibanding dengan penggunaan alur listrik lainnya, seperti radio.

D.    Pengertian pengaruh
            Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002) yaitu “pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”.
            Menurut Badudu dan Zain (1994) pengaruh adalah (1) daya yang menyebabkan sesuatu  yang terjadi;  (2) sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain; dan (3) tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.

E.     Peran Media Televisi Sebagai Agen Sosialisasi Dalam Mempengaruhi Masyarakat
Neil Halander (1971) mengatakan bahwa media massa terutama televisi adalah merupakan agen sosialisasi yang lebih penting daripada agen sosialisasi tradisional, seperti gereja, keluarga, teman-teman, dan guru di sekolah. Dan menurut Chaffe (1970) bahwa media massa menjadi sumber informasi dan sumber pendapat pribadi tentang peristiwa actual yang penting dibandingkan dengan sumber lain, seperti orangtua, teman-teman, dan guru di sekolah.
Istilah sosialisasi mempunyai cakupan yang sangat luas, sangat beragam, dan mencakupi banyak dimensi dari interaksi social dalam lingkungan social. Pada perspektif individual, sosialisasi akan membekali individu dengan kemampuan untuk berkomunikasi, berpikir untuk memecahkan masalah dengan cara yang diterima oleh masyarakat dengan cara yang menyeluruh untuk member kemudahan kepada individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dengan demikian, sosialisasi terjadi antara proses dimana individu mendapatkan kebudayaan dari kelompoknya dengan memasukkan norma-norma sosialnya, sehingga membimbing orang itu untuk memperhitungkan harapan-harapan dan keinginan orang lain. Satu hal yang perlu diingat bahwa sosialisasi tidak pernah berakhir dan merupakan proses yang terus menerus berlangsung, bergerak sejak masa kanak-kanak sampai usia tua seseorang.
Namun demikian, dengan perkembangan teknologi, proses sosialisasi telah dilakukan dengan televisi, disadari atau tidak anak-anak dan orang dewasa mempelajari nilai dan norma social mereka dari media massa (Herbert Blumer : 1933).
Hal terpenting dari dari proses sosialisasi yang dilakukan oleh media massa khususnya televisi seperti yang dikemukakan oleh blummer tersebut, bahwa individu mengambil nilai yang sesuai dengannya.
Lebih tegas lagi De Fleur dan Ball-Rokeach (1989) menyatakan bahwa khalayak, khususnya remaja menerima norma, definisi peranan, dan pengertian-pengertian lain tentang diri dan organisasi social dari apa yang mereka lihat di layar televisi. Kemampuan sosialisasi yang dilakukan oleh agen untuk menjadikan remaja sebagai partisipan untuk menggerakkan perhatian, emosi, dan motivasi mereka untuk berkomunikasi dengan isi media (Larson dan Kubey, 1983).
Pada table dibawah ini dapat dilihat bahwa penggunaan media massa pada masyarakat Indonesia sangat tinggi dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun terutama sekali penggunaan televisi.

Tabel 1.
Penggunaan Media Massa Di Indonesia tahun 1997, 2000, dan 2003
Tahun
Mendengarkan Radio (%)
Menonton TV
Membaca Surat Kabar
1997
47,4
76,9
15,5
2000
43,2
78,9
19,8
2003
50,3
84,9
22,1
Sumber : BPS, Susenas Modul, 1997,2000, dan 2003
*Tabel di Peroleh dari buku Husni Tamrin, Komunikasi dampak dan problematika.

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa penonton televisi semakin lama semakin besar. Hal tersebut memungkinkan membuka peluang besar bagi media televisi sebagai media terkuat dalam mempengaruhi masyarakat.
Halloran mengemukakan pengaruh televisi dalam beberapa bentuk, yaitu : televisi dapat berfungsi sebagai seorang guru yang mengajarkan tingkah laku dalam berbagai bentuk dan keadaan, sebagai model, sebagai pemberi informasi, sebagai ilmu pengetahuan, sebagai pemberi semangat dan ide, sebagai penunjuk pada budaya yang popular, sebagai agen sosialisasi, dan banyak lagi fungsi lainnya.

F.     Televisi Memberi Pengaruh Terhadap Identitas Masyarakat
Pada asasnya, identitas seseorang bukanlah identitas yang dia kuasa untuk merubahnya, melainkan identitas itu dipaksakan kepada individu-individu untuk mengikutinya, tanpa banyak pertimbangan, karena identitas adalah suatu yang sudah disepahamkan dalam masyarakat dan individu-individu hanya melaksanakan saja apa yang sudah ditentukan tersebut.
Menurut Manual Castell (2004), identitas adalah proses konstruksi makna sebagai dasar atribut (perlengkapan) budaya. Atribut budaya memberikan skala prioritas sebagai sumber makna terhadap individu atau tindakan bersama.
Televisi boleh memberikan pandangan kepada penontonnya yaitu dimana individu dikategorikan atau masyarakat yang lain dipandang dalam suatu aturan untuk memprediksi bagaimana mereka mungkin berbuat atau merespon. Cara televisi membuat pandangan adalah dengan membuat rancangan program media seperti bentuk program hiburan yang popular, misalnya sebuah komedi. Selain itu adalah pertimbangan program dan rancangan media, dan bagaimana karakter utama yang ditekankan dalam sebuah tema tersebut.
Selain itu, melalui televisi, masyarakat dapat mengambil pelajaran, apakah program acara televisi tersebut seiring dengan nilai atau norma mereka, dan juga apakah program televisi tersebut  membawa perubahan terhadap identitas mereka ataukah ia akan mengikis identitas mereka. William P. Linerberry (1969) mengatakan bahwa tidak diragukan lagi media mempengaruhi dalam pembentukan pemikiran, gagasan, ide, prilaku, dan gaya hidup.

G.    Bentuk Nyata Pengaruh Tayangan Televisi dalam Berbagai Kalangan
Memang bagaimanapun harus diakui, bahwa televisi memberikan banyak manfaat bagi kemajuan masyarakat, sebab televisi merupakan sumber informasi yang sangat penting, disamping sebagai sarana pendidikan dan hiburan. Namun pada sisi lain, jika masyarakat tidak dapat memanfaatkan secara bijaksana, ternyata televisi mempunyai efek samping yang sangat banyak banyak.

-          Pengaruh bagi anak-anak
Kehadiran televisi telah membawa perubahan yang signifikan pada corak kehidupan masyarakat, khususnya bagi anak-anak. Sebelum televises ada, anak-anak biasanya rajin membaca Al-Qur’an antara shalat maghrib dan shalat isya secara berkelompo-kelompok di surau atau di mesjid.
            Tetapi setelah televisi muncul, orangtua mereka melihat perubahan yang luar biasa, yaitu mereka cenderung malas membaca Al-Qur’an dan sering terlambat melaksanakan shalat subuh, bahkan tidak shalat subuh sama sekali. Ini terjadi karena mereka suka menonton Televisi sampai larut malam, akibatnya membuat mereka lambat bangun pada pagi harinya.
            Keadaan itu terjadi karena anak-anak mempunyai kesempatan untuk menonton televise secara leluasa tanpa adanya pengawasan yang wajar dari orangtua. Orangtua mereka sibuk bekerja seharian di kebun atau sibuk dengan pekerjaan lainnya, sehingga tidak mempunyai waktu yang banyak untuk menemani dan mengawasi anak-anak mereka menonton televise.
-          Pengaruh bagi remaja
Televisi telah mengakar keberbagai kalangan dalam masyarakat, termasuk para remaja. Televisi dalam hal ini sangat mempengaruhi remaja, ditambah lagi makin banyaknya tayangan-tayangan yang bernuansakan percintaan yang dilakoni oleh remaja pula. Hal ini tentu memberikan dampak yang tidak baik bagi remaja, selain bisa menimbulkan sikap dan prilaku yang tidak senonoh, baik dari cara bepakaian, sampai segala sesuatu yang dipakai oleh mereka.
Selain hal di atas, akhir-akhir ini sering terlihat berbagai pelecehan seksual yang terjadi dikalangan remaja dan semakin banyaknya di ketahui perkawinan di luar nikah yang terjadi di kalangan remaja. Hal ini sedikit banyaknya dipengaruhi oleh berbagai tayangan yang ditayangkan melalui media televise.

-          Pengaruh terhadap budaya masyarakat
Media televise yang sudah meluas di dalam masyarakat mempengaruhi berbagai kalangan. Baik orang yang bersekolah maupun tidak, anak-anak, orangtua, dan masyarakat secara umumnya.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sebagian aktifitas dan pandangan kita telah dipengaruhi oleh berbagai tayangan yang ditampilkan oleh televise. Banyak tayangan-tayangan televisi yang bisa memberikan dampak yang tidak baik. Sehingga kehidupan dan kebudayaan pribumi pun terpengaruhi keasliannya oleh tayangan dari media televisi. Masyarakat yang tidak bisa memfilter berbagai tayangan dari media televisi akan dengan mudah menerima budaya yang ditampilkan ditelevisi dan menerapkannya dalam lingkungan mereka. Mereka bahkan tidak peduli dengan kepudaran budaya asli mereka.



























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Televisi merupakan salah satu media untuk mengenal dan mempelajari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Disamping itu juga terdapat media sosialisasi yang lainnya, seperti keluarga, teman sepermainan, sekolah dan media massa. Saat ini media televisilah yang dianggap suatu media yang praktis dan efisien dalam mentransfer berbagai pesan yang dibawa oleh siaran televise.Dengan televisi itulah masyarakat akan lebil mengenal berbagai konsep-konsep , pengetahuan baru, informasi baru yang tentunya dibutuhkan.
Disadari maupun tidak ternyata siaran televisi dapat memberikan dampak atau pengaruh kepada siapa saja yang menontonnya.Pengaruh yang dapat ditimbulkan sangat beragam baik pengaruh secara positif maupun negative. Terkadang/lebih sering, seseorang tanpa sadar telah terbawa oleh arus siaran televise, baik itu iklan, tenovela, siaran berita dan sebagainya.

B.     Saran
Dari berbagai pengaruh media televisi yang telah dipaparkan di atas, maka yang perlu kita lakukan untuk memfilter pengaruh yang dimunculkan oleh media televisi tersebut antara lain adalah :
1. Tontonlah acara televisi sesuai dengan tingkat umur.
2. Orang tua selalu mendampingi anak dan mengarahkan serta memberikan penjelasan tentang acara televisi yang dianggap akan memberikan pengaruh pada perkembangan pribadi anak.
3. Tentukan saat kapan melihat televisi dan saat kapan tidak meilhat televisi. Maksudnya jangan sampai waktu seharian habis untuk menonton siaran televisi ( terutama yang tdak mendidik ).
4. Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan akses televisi bagi anaknya.
5. Ajaklah anak melakukan dialog terhadap acara televisi yang telah ditonton, pancinglah mereka untuk dapat berpendapat tentang pengaruh yang ditimbulkan siaran televisi baik secara positif maupun negative. Sehingga anak dapat belajar untuk mengambil kesimpulan bahwa siaran televisi yang ditontonnya itu akan memiliki pengaruh pada dirinya baik secara positif maupun negatif.
6. Jangan disediakan televise pada setiap kamar/ruang tidur anak, karena orang tuan akan mengalami kesulitan dalam mengontrol acara tlevisi yang ditonton anaknya. Apalagi dilengkapi dengan sarana internet yang begitu bebasnya untuk mengakses suatu informasi.
7. Kalau memungkinkan orang tua dapat melakukan pemblokiran secara program terhadap acara-acara televisi.

DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Astrid. Komunikasi Massa. Bina Ilmu. Bandung : 1983
Arsyad, Azhar. Media Pengajara. Raja Grafindo Persada. Jakarta : 1996
Mulyana, Deddy. (Edt) Bercinta Dengan Televisi, Rosd. Bandung : 1997
W.J.S Peorwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta : 1985
Tamrin, Husni. Komunikasi Dampak Problematika. Lembaga penelitian UIN SUSKA RIAU. Pekanbaru : 2009
Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa sebuah analisis media televisi. Rineka Cipta. Jakarta : 1993

1 komentar:

yopi mengatakan...

trimakasih

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

 
Copyright (c) 2010 Arief Comm. Blogger Templates by Bloggermint
Distributed by: best blogger template of 2011free blog template 01 - photo folio | best vpn windows 8 best vpn hide ip